BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Sebuah
organisasi tentu memerlukan perencanaan strategis dalam mengembangkan dan
menumbuhkan bisnisnya. Perencanaan
strategis ini dapat bersifat sementara atau pun bersifat jangka panjang. Konsep dasar Total Quality Management
merupakan salah satu acuan dalam Manajemen Strategi Organisasi. Bagaimanapun juga strategi yang paling handal
adalah mengutamakan kualitas dibandingkan kuantitas. Kualitas dari segala macam produk dan layanan
yang anda miliki sebagai nilai jual kepada pelanggan, stakeholder atau rekanan.
Dr.
Joseph M Juran salah satu Guru dalam Bidang Manajemen Kualitas memberikan
definisi tentang manajemen kualitas sebagai kumpulan aktivitas dan kegiatan
yang berkaitan dengan kualitas dan memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.
Kualitas
adalah bagian dari setiap Agenda Manajemen Atas (Top Management)
Manajemen Atas merupakan salah satu
Pengendali Organisasi dalam menjalani Visi dan Misi Perusahaan, dan untuk
mencapai Sasaran serta Cita-cita Bisnis yang telah dicanangkan, maka perlu
adanya Agenda Kerja yang terintegrasi di semua lapisan organisasi.
2. Tujuan dan Sasaran Kualitas selalu
masuk dalam Rencana Bisnis (Business Plan) Tumbuh Kembang
Perusahaan diawali dengan Business Plan yang jelas, setelah Anda mempunyai
Business Model yang akan dijalankan, selanjutnya kelengkapan dari sisi
Infrastruktur dan Substansi Bisnis harus didukung dengan sebuah Perencanaan
yang Strategis. Kualitas menjadi salah
satu poin penting dalam Business Plan.
3. Tujuan dan Sasaran selalu fokus
pada Pelanggan dan Kesesuaian Kompetisi Pasar serta mengacu pada Peningkatan
Kualitas Tahunan
Tidak ada namanya Bisnis jika Anda
tidak melakukan Penjualan. Dan penjualan
sangat relevan dengan pelanggan.
Sedemikian Peningkatan Kualitas akan terkait dengan Keinginan dan
Kebutuhan Pelanggan dan Pasar.
4.
Sasaran
Manajemen Kualitas selalu disebar dalam Tingkatan Pengambil Tindakan (Execution
Level)
Rencana yang Strategis dan Matang
tidak akan terwujud dalam sebuah Performa dan Kinerja yang Sukses jika hanya
menjadi Wacana di tingkat Pengambil Kebijakan.
Karena itulah Manajemen Kualitas akan disebarkan diseluruh Pengambil
Tindakan atau Level Eksekusi.
5.
Pelatihan
atau Training dilaksanakan disemua Tingkat
Untuk membuat sebuah Rencana Strategis
berhasil diperlukan persamaan persepsi dan pemahaman akan Manajemen
Kualitas. Anda perlu melakukan
Sosialisasi dan Pelatihan tentang Manajemen Kualitas disemua Lapisan
Organisasi.
6.
Pengukuran
Manajemen Kualitas berlaku menyeluruh di semua level organisasi
Proses yang berjalan dengan Baik pada
akhirnya memberikan Hail yang baik pula, dan untuk menghindari adanya
Penyimpangan dan Penyalahgunaan Wewenang atau Kebijakan, diperlukan Pengukuran
Kerja yang bersifat Periodik ataupun Tentative, sehingga Manajemen Kualitas
bernilai sempurna sejak direncanakan sampai dilaksanakan.
7.
Pengawasan
atau Monitoring dari Manajemen Atas terhadap Hasil yang telah dicapai dengan
Sasaran yang diinginkan
Pengukuran akan diimbangi dengan Pengawasan
atau Monitoring. Jika terdapat Kendala
yang masih dalam lingkup toleransi, maka Rencana Strategis masih dapat
diteruskan dengan sedikit modifikasi lainnya.
8.
Adanya
Penghargaan atau Reward kepada level dengan Kinerja Terbaik
Bagaimana pun, sebuah Kerja memerlukan
Apresiasi dan Penghargaan. Reward membangkitkan
Semangat dan Passion setiap Karyawan Anda dalam mencapai Kinerja Maksimal.
9.
Sistem
Penghargaan (Reward) selalu mengalami Perbaikan dari waktu ke waktu
Setiap Waktu reward dan penghargaan perlu
disesuaikan menurut Situasi dan Kondisi Kerja.
Tidak mungkin penghargaan tahun sebelumnya masih menjadi acuan di tahun
ini.
Manajemen
Kualitas adalah fundamental dalam sebuah strategi perusahaan. Ketika Organisasi selalu bermain dalam
lingkungan kualitas yang baik, maka hasil dan kinerja akan berlaku untuk jangka
panjang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa arti dan tujuan dari manajemen
kualitas?
2. Bagaimana perencanaan standar kualitas,
penentuan dan pengawasannya?
3. Apa itu inspeksi?
4. Bagaiamana sistem pengawasan kualitas
statistical dan model Jepang?
BAB II
Pembahasan
2.1
Arti dan Tujuan Manajemen Kualitas
Pada
dasarnya manajemen kualitas (Quality Management) atau manajemen kualitas
terpadu (total quality management) didefinisikan sebagai suatu cara untuk
meningkatkan performansi secara terus menerus (continuous performance
improvement) pada setiap level operasi atau proses, dalam setiap area
fungsional dari suatu organisasi, dengan menggunakan semua sumber daya manusia
dan modal yang tersedia.
ISO
8402 (quality vocabulary) mendefinisikan “manajemen kualitas sebagai semua
aktivitas dari fungsi manajemen secara keseluruhan yang menentukan
kebijaksanaan kualitas, tujuan-tujuan dan tanggung jawab, serta
mengimplementasikannya melalui alat-alat seperti perencanaan kualitas (quality
planning), pengendalian kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality
assurance) dan peningkatan kualitas (quality improvement). Tanggung jawab untuk
manajemen kualitas ada pada semua level dari manajemen, tetapi harus
dikendalikan oleh manajemen puncak (top management), dan implementasinya harus
melibatkan semua anggota organisasi.”
Mengapa
inti bisnis dalam era globalisasi yang akan datang harus berfokus pada
kualitas? Karena kualitas dalam era globalisasi telah menjadi harapan dan
keinginan semua orang khususnya pelanggan. Oleh karena itu, para pelaku bisnis
dan produsen harus terus berusaha mengembangkan konsepsi dan teknologi kualitas
sejalan dengan trend globalisasi. Bahkan banyak perusahaan yang secara
progresif mencari pola manajemen yang dianggap paling efektif untuk menyiasati
kualitas dalam era globalisasi. Pola manajemen kualitas yang dianggap paling
efektif tersebut harus mampu menjadi strategi kompetisi yang paling dapat
diandalkan.
Tujuan Manajemen Kualitas/Mutu Ada
tiga komponen utama dari manajemen mutu. Mereka adalah pengendalian mutu, jaminan mutu dan peningkatan kualitas.
Manajemen mutu berfokus pada kualitas produk
dan layanan yang ditawarkan oleh organisasi serta sarana yang berkualitas ini
tercapai. Karena ini menggunakan jaminan kualitas dan pengendalian proses dan
produk dalam upaya untuk lebih konsisten.
Kontrol
kualitas adalah proses mengendalikan berbagai elemen yang membantu organisasi
mempertahankan kualitas yang baik baik dalam produksi produk dan aspek kepuasan
pelanggan. Ini adalah bagian penting dari manajemen mutu keseluruhan karena
membantu untuk menentukan tingkat kualitas yang dicapai.
Jaminan
Kualitas memungkinkan pemimpin organisasi untuk mengetahui bahwa apa yang
mereka memproduksi memenuhi atau melebihi standar yang ditetapkan yang akan
menyamai kualitas tertinggi dalam semua proses pada akhirnya. Hal ini penting
karena membantu eksekutif perusahaan tahu persis apa yang terjadi sehingga
perbandingan dapat dibuat dengan apa yang akan terjadi sehingga tercipta keseimbangan
yang baik.
Peningkatan
kualitas adalah proses yang membantu organisasi meningkatkan produk mereka
layanan dan kepuasan pelanggan secara keseluruhan. Setiap kali terjadi masalah
atau ketika perubahan diperlukan peningkatan kualitas memainkan peran penting
dalam membuat mereka semua terjadi dengan cara yang mempromosikan produktivitas
dan profitabilitas.
Sebelum
manajemen mutu benar dapat dilaksanakan pemimpin organisasi harus terlebih
dahulu mendapatkan pemahaman yang baik tentang apa kualitas yang baik dan
bagaimana hal itu telah berkembang selama bertahun-tahun dalam bisnis mereka.
Mereka juga harus memahami prinsip-prinsip yang digunakan sehingga mereka akan
lebih mampu untuk membuat perbedaan yang benar dalam hal peningkatan produk dan
layanan dan evaluasi.
Ada
standar manajemen mutu yang harus dipenuhi untuk mempertahankan tingkat
kualitas yang telah datang yang diharapkan di berbagai industri. Hal ini juga
membantu eksekutif dalam memahami tujuan sebenarnya dari manajemen mutu
sehingga kemudian dapat digunakan dalam cara yang terbaik untuk mencapai hasil
akhir yang diinginkan.
2.2
Perencanaan Standar Kualitas, Penentuan
dan Pengawasannya
Pengawasan
kualitas yang baik akan membantu dalam kelancaran proses produksi, sehingga
aktivitas produksi akan dapat mencapai sasarannya. Dengan adanya pengawasan
kualitas kemungkinan dapat mengurangi biaya-biaya yang diperlukan yaitu dengan
cara memperkecil jumlah kerusakan dan pemborosan yang terjadi dalam produksi
dan dapat dihindari.
Dari
keterangan di atas dapat diketahui bahwa setiap aktivitas pengawasan kualitas
merupakan usaha tercapainya tujuan dalam pengawasan produksi. Jadi pengawasan
kualitas mempunyai hubungan yang erat dengan pengawasan produksi dan tidak
adanya pengawasan terhadap kualitas akan mengakibatkan perusahaan berjalan
tidak efisien yang pada akhirnya proses produksi tidak akan berjalan lancar.
Dalam melaksanakan kegiatan proses produksi biasanya terdapat beberapa pilihan
dalam hal peralatan proses produksi yang akan dipakai, mulai dari penentuan
tempat operasi, perencanaan gedung yang sesuai, sampai kepada penentuan dan
pilihan mesin-mesin serta fasilitas produksi lainnya.
Sehingga
rancangan produksi barang yang akan diproses tidak terlepas dari standar
kualitas produk perusahaan, yang akan memudahkan untuk melakukan pengawasan
produk akhir. Memang perlu disadari bahwa tidak ada produk yang sempurna dan
mempunyai spesifik produk yang sama dengan apa yang ditentukan dalam standar.
Tetapi dengan adanya batasan-batasan pengawasan dan batasan toleransi tertentu
dapat diambil keputusan apakah produk tersebut layak untuk dipasarkan.
Adapun langkah-langkah yang perlu
diambil oleh keputusan dalam perencanaan penentuan standar kualitas adalah:
1.
Mempertimbangkan persaingan dan kualitas
produk pesaing,
2.
Mempertimbangkan kegunaan terakhir
produk,
3.
Kualitas harus sesuai dengan harga jual,
4.
Perlu tim yang berkecimpung dalam
bidang-bidang:
a)
penjualan yang mewakili konsumen
b)
teknik yang mengatur desain dan kualitas
c)
pembelian yang menentukan kualitas bahan
d)
produk yang menentukan biaya produksi
berbagai kualitas alternatif,
e)
Setelah ditentukan dan disesuaikan
keinginan konsumen dengan kendala teknologi
maka
bahan baku produksinya harus tersedia dan terpelihara kualitasnya. Hal ini
dilaksanakan oleh staf pengamat produksi. Pemeriksaan hanya mengecek
keefektifan pekerja bagian produksi dalam menghasilkan barang sesuai dengan
standar kualitas.
Untuk
mencapai standar kualitas perlu dilakukan suatu pengawasan, karena kualitas
produk dapat mempengaruhi luasnya pasar perusahaan. Meskipun dari setiap produk
tidak memiliki keseragaman kualitas, tetapi pada dasarnya produk itu mempunyai
batasan yang telah ditetapkan. Dengan adanya batasan kualitas dapat mengurangi
pemborosan dan penurunan terhadap biaya produksi, dapat meningkatkan
produktivitas dan efisiensi kerja. Selain itu juga dapat menekan jumlah
kerusakan produk. Jangan sampai produk yang dihasilkan mempunyai perbedaan
kualitas antara produk yang satu dengan produk yang lainnya, sehingga perbedaan
kualitas produk akan dapat teratasi.
Pengawasan
kualitas menentukan komponen mana yang rusak dan menjaga agar bahan-bahan untuk
masa mendatang jangan sampai rusak. Pengawasan kualitas merupakan alat bagi
manajemen dalam memperbaiki kualitas produk bila diperlukan, mempertahankan
kualitas yang sudah tinggi, dan mengurangi jumlah bahan yang rusak. Dalam
menjalankan pengawasan tersebut sering dipergunakan metode statistik yang
disebut Statistical Quality Control (pengawasan penetapan mutu).
Salah
satu proses operasional yang penting dalam aspek produksi untuk mencapai tujuan
perusahaan tersebut adalah dengan pengawasan produksi (production
control). Pengawasan tidak dapat
diadakan tanpa adanya perencanaan, sebaliknya perencanaan dapat dilakukan tanpa
pengawasan. Hanya dalam hal yang disebut terakhir maka pelaksanaan rencana yang
telah digariskan tidak dapat dijamin. Pengawasan berusaha untuk memberikan agar
pelaksanaan rencana itu sesuai dengan apa yang telah ditentukan.
Dimuka telah dinyatakan bahwa
pengawasan tidak dapat dipisahkan dari rencana atau tujuan tertentu, maka dalam
pengawasan perlu diketahui :
a. Tujuan
yang telah ditetapkan.
b. Cara
menilai atau mengukur aktivitas yang dijalankan.
c. Cara
membandingkan aktivitas dengan pedoman yang telah ditentukan.
d. Cara
untuk mengadakan perbaikan terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi agar
tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai.
Dalam
suatu kegitan produksi di suatu perusahaan mungkin saja terjadi penyimpangan
atau kesalahan dari apa yang diharapkan atau direncanakan sebelummnya. Dengan
adanya pengawasan produksi maka dapat dicari sebab-sebab timbulnya
penyimpangan, berapa besar penyimpangan dan kesalahan tersebut dan
kemungkinan-kemungkinan untuk memperkecil dan menghindari serta mencari
kemungkinan tentang dasar-dasar perbaikan atas penyimpangan-penyimpangan
tersebut.
Adapun
yang dimaksud dengan pengawasan menurut George R. Terry (1980 : 23) adalah
mengukur pelaksanaan dengan tujuan-tujuan , menentukan sebab-sebab penyimpangan dan mengambil tindakan-tindakan
korektif dimana perlu.
Perusahaan yang melaksanakan fungsi
pengawasan produksi ini akan memperoleh beberapa keuntungan antara lain :
1.
Dapat membantu tercapainya operasi
produksi yang efisien.
2.
Membantu merencanakan prosedur
pengerjaan yang kacau dan sembarangan menjadi lebih
sederhana.
3.
Tercapainya kegiatan yang dibutuhkan
pada titik yang minimum, sehingga dapat dilakukan penghematan dalam penggunaan
tenaga kerja dan bahan.
Jadi pengawasan produksi membantu
pelaksanaan operasi produksi agar lebih efisien dan lancar dengan biaya yang
minimal pada tingkat hsil tertentu.
2.3
Inspeksi
Inspeksi
merupakan bagian penting dari program pengawasan kualitas, inspeksi mencakup
penentuan mengenai apakah suatu input memenuhi standar kualitas yang
mengakibatkan terjadinya kerusakan input atau output. Untuk dapat menilai input
maupun output, dapat dilakukan dengan cara berikut :
a) Teknik Sampling
Dapat dilakukan dengan mengambil
sampel acak dari input atau output dengan anggapan bahwa sampel acak dengan
jumlah yang memadai wakil dari semua kualitas item yang diteliti. Teknik
sampling ini sangat tepat digunakan apabila
(1) volume item begitu besar dan
bersifat homogen,
(2) waktu sangat terbatas,
(3) inspeksi merusak item,
(4)
biaya kerusakan (defect cost) tinggi.
Akan tetapi penggunaan teknik
sampling ini akan menimbulkan resiko, baik yang ditanggung oleh produsen maupun
resiko yang ditanggung konsumen, sebagai akibat dari kesalahan sampling (
sampling eror).
b) Teknik Pemeriksaan Lengkap
Teknik
ini menghendaki agar input dan output diperiksa kualitasnya. Teknik pemeriksaan
lengkap, dapat menggunakan waktu yang cukup panjang bahkan mungkin
berulang-ulang yang dapat melelahkan pemeriksa. Untuk melaksanaakan proses
pengawasan yang tepat dalam proses transformasi terdapat beberapa titik penting
dimana letak pengawasa harus dilakukan yaitu :
·
Pada saat menerima input
·
Sebelum prose transformasi
·
Pada saat proses transformasi
·
Setelah proses transformasi
·
Ketika para konsumen mengeluh (Zulian
Yamit, 2003)
D. Sistem Pengawasan Kualitas
Statistikal dan Model Jepang
Terdapat
2 elemen yang perlu dilakukan pengawasan (dilihat dari sistem operasi) yaitu:
1. Pengawasan
input → yang dilakukan dengan sampling penerimaan (acceptance sampling). Untuk
menentukan diterima/ditolaknya suatu item, seperti dalam menerima bahan baku,
komponen atau sub komponen.
2. Pengawasan
proses transformasi → dilakukan dengan pengawasan proses (process control). Dilakukan
secara teratur pada saat proses sedang berlangsung untuk menentukan apakah
elemen sistem mengalami kerusakan atau salah fungsi.
Tipe pengawasan yang bisa digunakan
baik pada pengawasan proses maupun sampling penerimaan adalah melakukan:
a) Pemeriksaan terhadap variabel (control by
variable) → berkaitan dengan berat, panjang,
derajat, intensitas atau variabel
lain yang dapat diskala.
b) Pemeriksaan terhadap atribut (control
by attribute) → mempertimbangkan variabel
dikotomi, seperti benar-salah,
baik-cacat, tepat waktu-terlambat, berat-ringan, panas-dingin, lemah-kuat,
panjang-pendek, dan karakteristik lain yang tidak perlu diukur dengan ketepatan
yang lebih selain ya atau tidak.
Selanjutnya,
kami akan membahas mengenai konsep manajemen dan organisasi yang dikembangkan
dengan tujuan meningkatkan kinerja organisasi. Konsep tersebut adalah Total
Quality Control (Pengendalian Mutu Terpadu) diprakarsai oleh Dr. J.M. Juran dan
Dr. E.W. deming dan dikembangkan di Jepang oleh Kaoru Ishitawa dengan
menerapkan Quality Control Circle (QCC) atau gugus Kendali Mutu (GKM). GKM
adalah salah satu konsep baru untuk meningkatkan mutu dan produktivitas kerja
industri/jasa. Terbukti bahwa salah satu factor keberhasilan industrialisasi di
Jepang adalah penerapan GKM secara efektif. Karena keberhasilan ini, sejumlah
negara industri maju dan sedang berkembang termasuk Indonesia, menerapkan GKM
diperusahaan-perusahaan industri guna meningkatkan mutu, produktivitas dan daya
saing.
GKM
adalah sekelompok kecil karyawan yang terdiri dar 3 – 8 orang dari unit kerja
yang sama, yang dengan sukarela secara berkala dan berkesinambungan mengadakan
pertemuan untuk melakukan kegiatan pengendalian mutu di tempat kerjanya dengan
menggunakan alat kendali mutu dan proses pemecahan masalah. GKM merupakan
bagian integral dari PMT dalam suatu organisasi. Tujuan GKM ini adalah untuk
mendayagunakan seluruh asset yang dimiliki perusahaan / instansi terutama
sumber daya manusianya secara lebih baik, guna meningkatkan mutu dalam arti
luas.
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Pada dasarnya manajemen kualitas
(Quality Management) atau manajemen kualitas terpadu (total quality management)
didefinisikan sebagai suatu cara untuk meningkatkan performansi secara terus
menerus (continuous performance improvement) pada setiap level operasi atau
proses, dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi, dengan menggunakan
semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia.
Manajemen Kualitas adalah
fundamental dalam sebuah strategi perusahaan.
Ketika Organisasi selalu bermain dalam lingkungan kualitas yang baik,
maka hasil dan kinerja akan berlaku untuk jangka panjang.
B. Saran
Sebelum
manajemen mutu benar dapat dilaksanakan pemimpin organisasi harus terlebih dahulu
mendapatkan pemahaman yang baik tentang apa kualitas yang baik dan bagaimana
hal itu telah berkembang selama bertahun-tahun dalam bisnis mereka. Mereka juga
harus memahami prinsip-prinsip yang digunakan sehingga mereka akan lebih mampu
untuk membuat perbedaan yang benar dalam hal peningkatan produk dan layanan dan
evaluasi.
Ada
standar manajemen mutu yang harus dipenuhi untuk mempertahankan tingkat
kualitas yang telah datang yang diharapkan di berbagai industri. Hal ini juga
membantu eksekutif dalam memahami tujuan sebenarnya dari manajemen mutu
sehingga kemudian dapat digunakan dalam cara yang terbaik untuk mencapai hasil
akhir yang diinginkan.
Daftar Pustaka
http://abangbusra.blogspot.com/2012/01/pengawasan-produksi-terhadap-kualitas.html
http://ghost-trainz.weebly.com/pengawasan-kualitas.html
http://prosesdokumentasi.wordpress.com/2012/09/16/tujuan-manajemen-mutu/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar